Kamis, 21 September 2017

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar yang Bisa Dilakukan oleh Guru


1. Menggunakan metode pembelajaran prior knowledge.
Menggunakan metode pembelajaran dengan mengaktifkan prior knowledge atau pengetahuan awal siswa yang sudah dimiliki sebelumnya untuk mempelajari materi baru yang masih berhubungan. Penggunaan pengetahuan awal akan memudahkan siswa mengingat materi baru sesuai konteks materi yang telah dipelajari sebelumnya. Prior knowledge salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan tugas membaca materi di rumah yang akan dipelajari esok hari.

2. Menggunakan mind mapping
Mengajarkan kemampuan pembelajaran untuk belajar, karena sebagian siswa dengan kesulitan belajar tidak memiliki strategi yang baik untuk belajar. Contohnya siswa dapat diajarkan membuat catatan atau mind map untuk mempermudah siswa dalam belajar.

3. Sering memberikan umpan balik
Siswa dengan kesulitan belajar memiliki keterbatasan tidak sanggup mengerjakan tugas atau belajar dalam jangka waktu panjang. Sehingga guru disarankan untuk memberikan tugas yang singkat dan konkret yang langsung diberi nilai.
4. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
Menggunakan strategi pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran. Siswa dengan kesulitan belajar cenderung berkinerja lebih baik jika mereka terlibat secara aktif dalam pelajaran. Guru dapat menggunakan metode kooperatif dan proyek praktis. Cara mengatasi kesulitan belajar dengan melibatkan siswa ini memerlukan kesabaran dan keuletan guru.
5. Self-monitoring
Self-monitoring bertujuan agar siswa mampu menjaga dan mengontrol perilakunya yang dimunculkan. Terdapat dua komponen: self-evaluation dan self-recording. Contohnya, siswa yang telah menyelesaikan tugas matematika dapat mengevaluasi pekerjaannya dengan melihat jawaban benar dan melaporkan berapa jawaban benar yang dia kerjakan. Setelah beberapa hari menyelesaikan beberapa tugas matematika, guru dan siswa dapat melihat laporan kemajuan belajar matematika siswa. Dari sini guru dapat mengetahui apakah siswa masih mengalami kesulitan di konsep matematika tertentu atau tidak.

6. Scaffolded instruction
Guru menyediakan asisten kepada siswa dalam mempelajari materi atau tugas-tugas baru, dan secara perlahan mengurangi kehadiran asisten kepada anak sehingga anak dapat belajar secara mandiri.
7. Reciprocal teaching
Reciprocal teaching meliputi dialog interaktif antara guru dan siswa yang memunculkan hubungan yang lebih dekat antara siswa dan guru. Guru memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas dengan cara tahapan penyelesaian tugas, namun guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggunakan asumsi mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas.
Cara mangatasi kesulitan belajar menggunakan reciprocal teaching akan meningkatkan kedekatan guru dengan siswanya, sehingga siswa akan termotivasi untuk menggali kemampuan dirinya. Contohnya guru memberikan tugas membedakan tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, guru bertanya pada siswa tumbuhan berkayu itu seperti apa dan yang tidak berkayu seperti apa. Kemudian siswa diberi kebebasan untuk menyebutkan contoh dan mencari ciri-ciri lain dari tumbuhan berkayu dan tidak berkayu.

8. Instruksi secara langsung (direct instruction)
Fokus kepada proses dari instruksi yang disampaikan. Program ini dapat diterapkan pada beberapa bidang akademis, seperti membaca, berhitung, sains, sosial dan lain sebagainya. Instruksi disampaikan dengan langsung bertatap muka kepada siswa, serta dilakukan secara bertahap sesuai dengan materi yang akan dipelajari serta menekankan program praktek (practice) dan penyampaian materi yang berulang (drill).

9. Peer tutoring
Guru menyusun program pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa-siswa dalam beberapa kelompok dan kemudian menetapkan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih untuk membantu teman-teman yang lain dalam memahami materi yang dipelajari. Bekerjasama dengan teman sekelas, dapat meningkatkan keefektifan dalam belajar, didukung oleh adanya kebebasan dalam menyampaikan materi sesuai dengan analogi yang dimiliki dan tepat dengan tujuan pembelajaran.
10. Self-instruction
Guru mengajarkan siswa untuk menyadari jenis-jenis pemecahan masalah terhadap tugas-tugas yang dihadapi, kemudian diaplikasikan dalam perilaku yang dimunculkan tanpa dikontrol atau instruksi secara verbal. Cara mengatasi kesulitan belajar dengan self-instruction tepat digunakan untuk siswa kelas 5 hingga 6 yang mengalami kesulitan belajar. Terdapat 5 langkah dalam menerapkan self-instruction:
o    Mendefinisikan masalah : “Apa yang harus saya lakukan?”
o    Rencana : “Bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas ini?”
o    Penggunaan strategi : “Lima tahap strategi akan membantu saya mencari kata-kata penting?”
o    Self-evaluation : “Bagaimana tugas yang telah saya selesaikan?”
o    Self-reinforcement : “Kerja bagus. Aku dapat menyelesaikan tugas dengan baik”.

11. Service Delivery Models

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, siswa yang mengalami kesulitan belajar ditempatkan pada satu ruang khusus, sehingga siswa diberikan metode dan materi khusus untuk memfasilitasi siswa sepenuhnya dan mendorong keinginan siswa untuk belajar dengan serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar