Sabtu, 16 September 2017

perkembangan seni rupa indonesia modern


PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA MODERN
Segala sesuatu yang berkaitan dengan modern selalu dihubungkan dengan barat ( Eropa atau Amerika). Oleh sebab itu, sebutan seni rupa Indonesia modern tidak dapat dilepaskan dari tradisi berkesenian di Eropa. Persentuhan seni di indonesia dengan seni modern telah berjalan lama dan mendalam, sehingga secara langsung atau tidak langsung telah menimbulkan hubungan atau kontak budaya. Salah satu bentuk hubungan atau kontak budaya ini berlangsung melalui kolonialisasi ( penjajahan).
 Seni rupa modern di Eropa diploklamirkan sejak munculnya aliran post impressionisme ( awal abad ke 18). Ketika itu ruang kebebasan dalam mencipta karya seni terbuka lebar yang diawali dengan tumbuhnya sikap individualistis dalam berkarya. Sikap individualistis semakin kokoh dengan maraknya eksperimen eksperimen kaum seniman, baik dari masalah bahan, teknik, maupun pengungkapan  berkesenian mereka.
          Persentuhan seni kolektif indonesia dan seni mdern Eropa berjalan melalui pelukis pelukis Eropa yang datang ke indonesia. Persentuhan itu secara perlahan namun pasti telah menggugah individu individu tertentu untuk membuka lembaran baru dalam berkesenian, yakni seni rupa baru. Pada zaman seni rupa indonesia baru ini, terjadi beberapa perkembangan seperti berikut.
1.  Masa perintis.
Dimulai dari prestasi Raden Saleh Syarif Bustaman (1807-1880), seorang seniman indonesia yang belajar kesenian di  Eropa dan sekembalinya ke Indonesia ia menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak perintis seni lukisan modern. 

.  Masa seni lukis indonesia jelita /mool indie (1920- 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan lain lain. Ada beberapa pelukis indonesia yang mengikuti kaidah atau teknik ini di antaranya : Abdullah Sr. Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, dan Wahid Somantri.
3.  Masa PERSAGI ( 1938 – 1942)
PERSAGI ( Peraturan Ahli Gambar Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta dan sekretarisnya S. Sunjoyono, sedangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S.,Tutur, Emira Sunarsa ( pelukis wanita pertama indonesia).PERSAGI bertujuan agar seniman indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif dan berkepribadian indonesia.
4.  Masa pendudukan jepang ( 1942- 1945)
Pada zaman jepang para seniman indonesia disediakan wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunkai Shidoso. Para seniman yang aktif ialah : Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnaidi, dll.kemudian pada tahun 1945 berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA oleh empat sekawan : Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantoro, dan KH. Mansur.
5.  Masa sesudah kemerdekaan ( 1945- 1950)
Pada masa ini seniman banyak terorganisisr dalam kelompok kelompok diantaranya : sanggar seni rupa masyarakat di Yogyakarta oleh Affandi, seniman Indonesia muda (SIM) di Madiun, oleh  S. Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, himpunan budaya surakarta (HBS) dan lain lain.
6.  Masa pendidikan seni rupa melalui pendidikan formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri ASRI yang sekarang namanya menjadi STSRI yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri perguruan tinggi guru gambar yang dipelopori oleh prof. Syafe Sumarja. Selanjytnya LPKJ disusul dengan jurusan jurusan di setiap IKIP negeri bahkan sekarang pada tingkat SLTA.
7.  Masa seni rupa baru indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman muda, baik yang berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka, Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi , Nyoman Nuarta, dan lain lain.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar