Cara
Mengatasi Kesulitan Belajar yang Bisa Dilakukan oleh Guru
1. Menggunakan metode pembelajaran prior knowledge.
Menggunakan
metode pembelajaran dengan mengaktifkan prior knowledge atau
pengetahuan awal siswa yang sudah dimiliki sebelumnya untuk mempelajari materi
baru yang masih berhubungan. Penggunaan pengetahuan awal akan memudahkan siswa
mengingat materi baru sesuai konteks materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Prior knowledge salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan tugas membaca
materi di rumah yang akan dipelajari esok hari.
2. Menggunakan mind mapping
Mengajarkan
kemampuan pembelajaran untuk belajar, karena sebagian siswa dengan kesulitan
belajar tidak memiliki strategi yang baik untuk belajar. Contohnya siswa dapat
diajarkan membuat catatan atau mind map untuk
mempermudah siswa dalam belajar.
3. Sering memberikan umpan balik
Siswa dengan kesulitan
belajar memiliki keterbatasan tidak sanggup mengerjakan tugas atau belajar
dalam jangka waktu panjang. Sehingga guru disarankan untuk memberikan tugas
yang singkat dan konkret yang langsung diberi nilai.
4. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif
Menggunakan strategi
pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pelajaran. Siswa dengan
kesulitan belajar cenderung berkinerja lebih baik jika mereka terlibat secara
aktif dalam pelajaran. Guru dapat menggunakan metode kooperatif dan proyek
praktis. Cara mengatasi kesulitan belajar dengan melibatkan siswa ini memerlukan
kesabaran dan keuletan guru.
5. Self-monitoring
Self-monitoring bertujuan
agar siswa mampu menjaga dan mengontrol perilakunya yang dimunculkan. Terdapat
dua komponen: self-evaluation dan self-recording. Contohnya, siswa yang telah
menyelesaikan tugas matematika dapat mengevaluasi pekerjaannya dengan melihat
jawaban benar dan melaporkan berapa jawaban benar yang dia kerjakan. Setelah
beberapa hari menyelesaikan beberapa tugas matematika, guru dan siswa dapat
melihat laporan kemajuan belajar matematika siswa. Dari sini guru dapat
mengetahui apakah siswa masih mengalami kesulitan di konsep matematika tertentu
atau tidak.
6. Scaffolded instruction
Guru
menyediakan asisten kepada siswa dalam mempelajari materi atau tugas-tugas
baru, dan secara perlahan mengurangi kehadiran asisten kepada anak sehingga
anak dapat belajar secara mandiri.
7. Reciprocal teaching
Reciprocal
teaching meliputi dialog interaktif antara
guru dan siswa yang memunculkan hubungan yang lebih dekat antara siswa dan
guru. Guru memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas dengan cara tahapan
penyelesaian tugas, namun guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menggunakan asumsi mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas.
Cara
mangatasi kesulitan belajar menggunakan reciprocal teaching akan
meningkatkan kedekatan guru dengan siswanya, sehingga siswa akan termotivasi
untuk menggali kemampuan dirinya. Contohnya guru memberikan tugas membedakan
tumbuhan berkayu dan tidak berkayu, guru bertanya pada siswa tumbuhan berkayu
itu seperti apa dan yang tidak berkayu seperti apa. Kemudian siswa diberi
kebebasan untuk menyebutkan contoh dan mencari ciri-ciri lain dari tumbuhan
berkayu dan tidak berkayu.
8. Instruksi secara langsung (direct instruction)
Fokus kepada proses dari
instruksi yang disampaikan. Program ini dapat diterapkan pada beberapa bidang
akademis, seperti membaca, berhitung, sains, sosial dan lain sebagainya.
Instruksi disampaikan dengan langsung bertatap muka kepada siswa, serta
dilakukan secara bertahap sesuai dengan materi yang akan dipelajari serta
menekankan program praktek (practice) dan
penyampaian materi yang berulang (drill).
9. Peer tutoring
Guru menyusun program
pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa-siswa dalam beberapa kelompok dan
kemudian menetapkan siswa yang memiliki kemampuan yang lebih untuk membantu
teman-teman yang lain dalam memahami materi yang dipelajari. Bekerjasama dengan
teman sekelas, dapat meningkatkan keefektifan dalam belajar, didukung oleh
adanya kebebasan dalam menyampaikan materi sesuai dengan analogi yang dimiliki
dan tepat dengan tujuan pembelajaran.
10. Self-instruction
Guru
mengajarkan siswa untuk menyadari jenis-jenis pemecahan masalah terhadap
tugas-tugas yang dihadapi, kemudian diaplikasikan dalam perilaku yang
dimunculkan tanpa dikontrol atau instruksi secara verbal. Cara mengatasi
kesulitan belajar dengan self-instruction tepat
digunakan untuk siswa kelas 5 hingga 6 yang mengalami kesulitan belajar.
Terdapat 5 langkah dalam menerapkan self-instruction:
o Mendefinisikan
masalah : “Apa yang harus saya lakukan?”
o Rencana :
“Bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas ini?”
o Penggunaan
strategi : “Lima tahap strategi akan membantu saya
mencari kata-kata penting?”
o Self-evaluation :
“Bagaimana tugas yang telah saya selesaikan?”
o Self-reinforcement :
“Kerja bagus. Aku dapat menyelesaikan tugas dengan baik”.
11. Service Delivery Models
Dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, siswa yang mengalami kesulitan belajar
ditempatkan pada satu ruang khusus, sehingga siswa diberikan metode dan materi
khusus untuk memfasilitasi siswa sepenuhnya dan mendorong keinginan siswa untuk
belajar dengan serius.